JANGAN BERKATA ‘JANGAN’ BERLEBIHAN KEPADA ANAK

- Sesuaikan penggunaan kata “Jangan” dari waktu ke waktu. Kata jangan dapat dipergunakan untuk menghindari sebuah bahaya. Misal kompor panas. Anak-anak pra sekolah mendengar kata ‘Jangan’ merupakan interaksi negative social. Anak remaja mendengar kata ‘Jangan’ dalam menanggapi permintaan masalah mereka. Emosi penggunaan kata “Jangan’ sebagai penghambat dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
- Membedakan antara permintaan yang wajar dan yang tidak masuk akal.
- Gunakan kata ‘Jangan’ konsisten untuk pengaruh yang maksimal. Jika anak kita mengetahui bahwa orangtua akan memperbolehkan sesuatu yang sudah dibilang ‘Jangan’ maka mereka telah belajar ‘Jangan’ tidak benar benar bararti ‘Jangan’. Kosistensi sangat penting dalam brinteraksi dengan anak,
- Mengganti pilihan jika orang tua pernah berkata ‘Jangan’. Misal “Boleh beli jajanan asalkan jajanannya X, Y, Z”
- Memperkuat nilai-nilai dengan mengatakan ‘Jangan’ dengan sikap yang tenang. Jika orangtua memberikan nada yang tingg terhadap anak dengan menggunakan kata ‘Jangan’ maka itu akan beresiko anak merasa terasing. Jika kita melihat anak sedang menonton film yang bukan pada waktunya maka kita bisa dengan mengatakan “Maaf ya TV, Divanya belajar dulu, kan besoknya mau sekolah, dah TV…” ini saya rasa akan lebih efektif.
- Mendengarkan alasan anak dan memvalidasi perasaannya meskipun itu bukan suatu yang wajib untuk menjelaskan setiap penolakan anak kita. Alangkah lebih baiknya kita membangun komunikasi atas setiap penolakan-penolakan tersebut. Dengan mendengarkan argument dari anak kita dan mendengarkan alasan-alasan mereka itu jauh lebih baik walaupun kita tahu bahwa jawaban tersebut tetap ‘Jangan’.
- Ajarkan tanda berhenti. Bahkan pada saat bayipun dengan cara menggunakan bahasa tubuh. Menggigit putting anda dalam menyusui maka akan terdengar kata ‘aduh’ tanda di wajah anda. Atau pertama kali meraih sesuatu yang berbahaya dan wajah kita akan terlihat seperti alarm.
- Buat alternative untuk kata ‘Jangan’. Jika kita mengatakan ‘jangan’ secara terus menerus maka kata ini akan kehilangan kekuatannya. Gunakannya kata-kata yang lebih spesifik yang sesuai dengan situasi. Contoh: Jika anak kita mendekati suatu kotoran binatang dalam bak sampah maka reaksi orang tua pasti akan mengatakan ‘Jangan’ tetapi diikuti kata “Kotor, itu akan membuat kamu sakit nak!” Jika dilain waktu sang anak menemukan hal seperti itu makan itu akan membatu anak mempelajari dengan baik dan bak sampah akan kehilangan daya tariknya. Istilah “Stop” adalah pelindung bukan hukuman. Kata ‘Jangan’ mengundang benturan kehendak. Anak yang berkemaun keras biasanya akan berhenti sebentar untuk mengevaluasi kata “Stop” atau “Berhenti”, seolah-olah mereka merasa ada bahaya didepan. Terkadang anak berfikiran untuk sering mengabaikan kata ‘Jangan’ jika mereka sudah sering mendengarkan seribu kali sebelumnya. Istilah ‘Stop’ atau ‘Berhenti’ akan kehilangan nilainya jika dilakukan secara berlebihan.
- Personalisasikan ‘Jangan’. Dengan kita mengatakan ‘Jangan’ maka lebih baik dengan nada lebut dan ditambahkan dengan nama anak anda. Ini adalah merupakan penghormatan kepada anak tersebut sehingga ada penghormatan bagi pendengar lainnya.
- Suatu saat anak kita akan melawan. Pada saat anak akan keluar rumah dan diminta untuk kembali maka dia akan menolaknya. Hal seperti ini maka yang terjadi adalah penunjukkan siapa bos sebenarnya dalam keluarga. Alangkah baiknya jika orangtua dengan perasaan yang halus dan menunjukkan wajah yang sedih maka anak akan lebih tersentuh hatinya untuk tidak melakukan hal-hal yang negatif
- “Nak kalau sudah besar Kamu Jangan Merokok ya” ganti dengan “nak kalau sudah besar jadi anak yang sehat ya”
- “Nak jangan jadi anak yang nakal ya” ganti dengan “Nak kalau sudah besar kamu harus menjadi anak yang baik, berbakti, sopan dan pintar Semoga bermanfaat